Bagaimana menjadi seorang munsyid yang profesional bukanlah hal yang mudah. Banyak proses yang harus dilalui agar dapat menjadi sebuah tim nasyid yang profesional. Ada sebuah prinsip manajemen yang dapat kita adopsi yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating and Controlling) untuk menuju sebuah profesionalisme. 1. Planning (Perencanaan)
1.1. Tentukan visi dan misi
Visi dan misi dari sebuah tim penting ditentukan bersama agar tidak terjadi ketimpangan atau konflik di dalam tim. Dalam menentukan visi harus disepakati bahwa nasyid adalah seni musik dakwah dan bukan tim vokal biasa. Hal ini harus diikuti dengan kesalehan dari para munsyidnya. Selain itu harus ditentukan pula apakah tim ingin menjadi profesional atau hanya ingin menyalurkan hobi atau mengisi waktu senggang. Karena bila didalam tim ada yang ingin profesional namun ada pula yang hanya ingin mengisi waktu luang atau sekedar menyalurkan hobi maka akan timpanglah karena disaat latihan kemungkinan ada yang tidak serius atau sering tidak masuk karena tidak disiplin. Disarankan oleh seorang pembina tim nasyid agar saling membentuk tim baru yang memiliki visi yang sama. Lalu menentukan misi sebagai pembawa syair islami kepada siapa saja. Apakah kepada mahasiswa atau masyarakat biasa. Karena syair yang dibawa pun pasti akan berbeda pula sesuai dengan segmen yang dituju. Seperti grup nasyid Raihan yang membawa nasyid easy listening yang bisa diterima oleh yang tua maupun muda, lalu tim nasyid Gradasi dan Justice Voice yang lebih nge-pop dengan jenis musik acapella yang lebih condong kepada segmen remaja.
1.2. Tentukan karakter tim
Karakter dalam tim adalah sebuah ciri khas tim tersebut yang sering lebih menentukan keberhasilan tim tersebut daripada kemampuan dalam bermusik. Tim-tim musik atau nasyid yang sudah terkenal kebanyakan karena mereka memiliki karakter yang khas dalam musiknya dan itu dapat membuat mereka bertahan dan bersaing hingga sekarang. Seperti tim nasyid Saujana yang memiliki karakter khas dari vokalisnya sehingga lagu-lagu melayu menjadi lebih ‘modern’ bila dinyanyikan begitu pula dengan tim dan perkusinya. Jenis dalam nasyid tidak berbeda dengan dalam musik yaitu acapella atau memakai alat musik. Acapella pun banyak jenisnya seperti pop, reggae, mars, haroki (seperti nasyid-nasyid perjuangan Palestina), dangdut (dengan perkusi mulut), fusion (dengan tempo cepat), tango dll. Dengan alat musik pun juga bervariasi seperti melayu, haroki (menggunakan drum), pop, salsa, orkestra dll.
Dengan variasi warna-warna musik tersebut kita dapat menentukan karakter nasyid yang akan kita bawakan apakah itu dengan kekhasan vokal, sifat melankolis (sendu), semangat, easy listening, keharmonisan suara, ceria dll.
1.3. Tentukan ‘aturan main’ dalam tim
Aturan main perlu ditentukan atau disepakati karena ini adalah peraturan yang akan dijalankan oleh masing-masing personil dan setiap personil sadar bila melanggarnya akan dikenai sanksi. Misalnya, jadwal latihan: pembukaan, tilawah, kultum, latihan vokal, latihan nasyid, penutup; waktu kehadiran:latihan, cek sound; keseriusan saat latihan; dan sanksi bila ada yang melanggarnya.Biasanya latihan berselang antara 2 hingga 3 jam. Pendanaan juga merupakan hal yang harus diatur dalam tim. Apakah itu pendanaan dalam hal kostum, pembagian honor, konsumsi, transport dll. Untuk penentapan insentif ada beberapa tim nasyid yang cukup mapan di Indonesia yang menetapkan nominal rupiah hal ini diatur sesuai dengan kebutuhan pengeluaran yang diperlukan. Namun ada pula yang karena untuk acara-acara kampus atau sosial tidak menetapkan nominal.
1.4. Tentukan sasaran dakwah
Kejelasan kepada siapa misi akan digulirkan dan kepada kalangan kesadaran keislaman seperti apa adalah rahasia keberhasilan tim-tim nasyid sukses seperti Raihan yang dapat diterima oleh kalangan tua dan muda dengan kesadaran keislaman yang cukup mendalam atau Snada yang dapat diterima oleh kalangan intelektual yang berpikir cukup kritis atau Bimbo yang diterima oleh “islam abangan”.
1.5. Tentukan pelatih atau berlatih sendiri
Dengan adanya pelatih kita dapat lebih mengontol bagaimana vokal yang dihasilkan sehingga dapat dievaluasi apabila ada kesalahan. Namun bila berlatih sendiri juga dapat menggunakan hasil rekaman latihan kita dengan berpatokan pada kaset tim yang ingin kita latih sebagai awalan.
1.6. Tentukan tempat latihan
Tempat berkumpul sangat penting seperti pada zaman Rosulullah saw yang memiliki tempat berkumpul di rumah sahabatnya sebagai tempat pertukaran informasi yang aman. Begitu pula tempat latihan atau sekretariat yang tersedia sarana dan prasarana latihan seperti radio kaset, kaset, papan tulis, spidol, konsumsi air minum, aula maupun kamar mandi. Dan akan lebih baik lagi bila merupakan studio rekaman yang kedap suara dengan alat musik piano maupun gitar. Sekret juga dapat berfungsi sebagai sumber info bagi para anggota atau personil.
1.7. Tentukan jaringan komunikasi
Berguna untuk penyampaian informasi dengan efektif dan cepat antar tim. Dapat dilakukan oleh manajer atau bagian humas dengan membuat alur siapa yang akan dihubungi dari si A sampai si E (bila 5 orang). Namun bila tidak, berarti tiap personil harus aktif menanyakan kepada bagian humas, ketua tim atau datang ke sekretariat yang memiliki info pengumumannya.
1.8. Bangun jaringan
Jaringan disini maksudnya adalah hubungan kita dengan para pendengar kita, seperti apabila kita diundang oleh seseorang atau sebuah instansi sebisa mungkin agar dijaga dengan baik dalam keseharian kita maupun dapat memberikan kartu nama kita. Atau untuk awalan kita memang tidak bermaksud mencari insentif namun kita mencari pengalaman dan “kawan”, karena bila kita tampil maksimal dengan tenik yang baik insya Allah orang akan melihat kita sebagai sebuah tim yang memang profesional dan patut mendapat penghargaan lebih. Dan dalam hal membangun jaringan yang perlu ditekankan adalah kita tidak membatasi “kawan” yang akan kita jalin dan siap untuk pengorbanan apa saja baik itu materi, fisik, waktu, hati (dikecewakan panitia) dan lain sebagainya karena memang kita niatkan untuk berdakwah lillahi ta’ala.
1.9. Tentukan target
Kita dapat menentukan target jangka pendek dan jangka panjang. Seperti untuk jangka pendek kita mau agar tim kita sudah dikenal di lingkungan maupun daerah atau wilayah kita dan kekompakan tim juga sudah terbentuk. Dan untuk jangka panjang kita dapat menentukan rencana rekaman apakah itu dengan mengumpulkan modal dari mana saja termasuk dari tim dan memilih jalur rekaman independent atau indie label. Atau dengan mengirimkan kaset demo kita kepada produser-produser rekaman besar dengan harapan dapat diterima untuk rekaman di major label yang lebih baik kualitasnya.
2. Organizing (Pengaturan/perapihan)
2.1. Tentukan struktur organisasi dalam tim
2.1.1. Ketua; bertugas memimpin tim atau menjadi pengingat akan kegiatan-kegiatan tim baik itu menyangkut nasyid atau di luarnya (rekreasi, latihan fisik dll) serta memimpin jalannya rapat tim.
2.1.2. Sekretaris; mendokumentasikan setiap kegiatan tim baik itu dalam bernasyid atau diluar nasyid. Juga menginformasikan jadwal kegiatan kepada tiap personil serta masalah kelengkapan sarana dan prasrana tempat sekretariat.
2.1.3. Bendahara; mengatur uang masuk dan keluar dengan pendistribusian keuangan untuk hal-hal yang menyangkut nasyid atau bukan (konsumsi, transportasi, kostum, insentif, rekreasi tim dll).Semua dicatat dengan pencatatan yang baik dan diinformasikan kepada tim.
2.1.4. Humas; menjadi mediator antara masyarakat peminat nasyid dengan tim dengan selalu menjaga hubungan baik dan melakukan promosi kepada masyarakat luas dalam berbagai bentuk.
2.1.5. Produksi; menjadi tim kreatif yang akan mengumpulkan nasyid-nasyid ciptaan masing-masing personil ataupun orang lain lalu mengurus masalah rekaman.Tim ini menyangkut masalah produksi kaset rekaman dengan mengatur pembuatan kaset demo dsb.
Semua dapat dilakukan oleh tim nasyid itu sendiri maupun tim nasyid dapat menunjuk sebuah tim manajemen tersendiri yang akan mengatur semuanya.
2.2. Rapat tim
Rapat tim menentukan tentang arah perjalanan tim dari visi dan misi yang telah disepakati pada awalnya lalu juga sebagai media komunikasi antar tim bila ada permasalahan yang harus diselesaikan serta sebagai media evaluasi tim. Rapat tim bersifat wajib yang harus dihadiri oleh setiap personil.
3. Actuating (Pelaksanaan)
Untuk menjadi sebuah tim nasyid yang profesional dibutuhkan mental kesabaran, pengorbanan, usaha keras serta kesadaran akan kenyataan bahwa belum tentu sebuah tim cepat mendapat kesuksesan. Karena banyak tim-tim nasyid yang sudah malang melintang di berbagai acara atau lomba dan bahkan menjuarainya sampai sekarang belum mendapatkan tawaran rekaman. Ini diperlukan agar kita tidak terjebak pada suatu keinginan cepat menjadi bintang dan dapat dijerumuskan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Namun ada pula tim nasyid yang begitu piawai ketika ada acara maupun lomba karena sudah banyak mengikuti perlombaan sehingga sudah tahan banting dan paham tentang seluk beluk teknis di lapangan.
3.1. Ikuti event-event nasyid
3.1.1. Lomba
Banyak sekali yang dapat kita gali dari perlombaan nasyid apakah itu melatih kesabaran kita karena banyaknya pengorbanan yang telah kita keluarkan sehingga semua personil merasakan dan akan menjadi lebih siap dikecewakan atau tahan banting. Juga dengan melihat tim-tim nasyid yang sudah bagus teknik vokalnya. Di sana kita juga dapat menimba ilmu dari tim nasyid yang sudah bagus tersebut misalnya, dengan berkenalan dan menanyakan teknik vokal yang dipakai.
3.1.2. Acara resmi (keluarga,kampus,sekalah dan instansi)
Dari acara ini banyak jenisnya seperti walimah/pernikahan, khitanan, seminar, perayaan hari besar islam halal bihalal, dsb. Selain dapat menambah pemasukan juga dapat menambah relasi atau jaringan tentunya penampilan kita pun harus maksimal dengan vokal dan kostum yang sesuai. Disini juga merupakan salah satu titik sentuh dakwah kepada masyarakat yang cukup efektif dengan memperkenalkan nasyid sebagai musik alternatif islami.
3.1.3. Tabligh dan konser nasyid
Dengan adanya acara tersebut kita dapat lebih melihat penampilan tim-tim nasyid yang sukses secara live agar kita juga dapat merasakan adanya hubungan hati serta semangat yang dibawakan beserta lagunya, dengan para munsyid sebagai sesama juru dakwah yang sedang berdakwah melalui syair.
3.3. Ketahui hal-hal teknis
3.3.1. Sound system
Kita harus mengetahui kualitas sound dengan mengeceknya. Yang pertama harus dicek adalah suara bas dengan amplitudo dan frekuensi yang lebih rendah diikuti dengan suara 1 dan tenor 1, 2, 3. Lalu ketersediaan sound monitor agar suara dapat kita dengar sendiri demi menghindari ketertinggalan suara.
3.3.2. Micing
Untuk suara vokalis ada pengontrolan mic yaitu jarak mic dengan mulut atau sumber suara. Seperti suara pengiring dengan vokal yang berbeda kekuatannya, jadi suara pengiring harus lebih jauh jaraknya dari mulut dibandingkan dengan suara vokal utama dan bas (bila acapella).
3.3.3. Rekaman
Ada beberapa tahapan seperti take vocal, balancing, mixing dan mastering.
3.3.4. Penampilan
Mengenai penampilan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti 3.3.4.1. Penghayatan
Disesuaikan dan disepakati dengan lagu yang akan dibawakan karena akan menentukan diterima atau tidaknya syair yang kita sampaikan.
3.3.4.2. Komunikasi massa
Berkomunikasi dengan masyarakat pendengar harus disesuaikan dengan usia audiens dan tingkat pemahaman keislamannya agar materi yang dibawakan tidak menyimpang dari topik yang dimengerti.
3.3.4.3. Pandangan mata.
Pandangan mata adalah salah satu bentuk komunikasi kita saat bernyanyi karena menunjukkan pemahaman kita pula dalam membawakan syair tersebut.. Seolah-olah kita sedang berbicara dengan audiens yang merupakan hakikat dakwah itu sendiri.
3.3.4.4. Posisi tubuh
Tim nasyid Suara Persaudaraan menggunakan inspirasi memakai posisi seperti hewan. Untuk bagian atas/mulut menggunakan mulut ikan yang moncong kedepan dengan maksud penggunaan nafas yang maksimal dan artikulasi yang jelas. Lalu posisi tangan seperti kepak sayap burung agar dalam memegang mic juga lebih nyaman serta badan tegap namun tidak kaku/rileks.
3.3.5. Citra
Yang lebih penting dan sebagai inti dari nasyid sebagai seni dakwah adalah citra munsyid baik di atas panggung maupun di bawah panggung. Karena munsyid sebagai da’i yang harus menjadi teladan bagi masyarakat sekitar. Misalnya, mengisi waktu dengan membaca Al Quran atau saat tampil diisi dengan tausyiah sebelum take vocal.
4. Controlling/Evaluasi (Pengawasan)
Hal ini merupakan salah satu bagian yang harus ada dalam sebuah tim karena merupakan cermin untuk perbaikan tim kedepan dan sebagai media komunikasi. Apabila sebuah tim tidak melakukan evaluasi, maka dia akan terus stagnan dan tidak mengalami perkembangan karena yang diutamakan dalam sebuah tim adalah kualitas dari tim itu sendiri. Juga evaluasi dapat mengontrol kesalahan dari masing-masing personil. Hal ini perlu untuk melatih keterbukaan dalam tim dengan setiap personil harus mau menerima kritikan secara lapang dada sebagai upaya untuk pengembangan diri serta melatih kesabaran. Karena menurut pengalaman, suatu tim yang tidak terbuka satu sama lain akan dapat mempengaruhi kelanggengan tim dan pada saat vocalling akan terhambat oleh perasaan yang dipendam dalam hati. Hasil evaluasi dapat berasal dari kaset rekaman, teman satu tim, pelatih, pendengar dan lain sebagainya.
Hasil evaluasi harus di-follow up-i dengan suatu tindakan penangnan yang tepat dan diusahakan tidak terlalu lama dibiarkan karena akan cepat dilupakan dengan kesibukan lainnya.